Nagan Raya: Dalam sidang paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten Nagan Raya (DPRK ) tentang pemaparan visi misi Calon Bupati dan Wakil Bupati Nagan Raya periode 2025-2030, di Gedung Utama DPRK dengan itu pasangan Jonniadi dan Zaini Mantri Doi (JOZ) mengedepankan pendekatan yang hati-hati dalam merancang janji politik.
Pasangan nomor urut 4 pada Pilkada 2024 Nagan Raya ini menekankan pentingnya tidak mengobral janji-janji spesifik yang berpotensi menjadi masalah di kemudian hari, terutama terkait aturan teknis dan petunjuk penggunaan keuangan daerah.
“jangan terlalu banyak janji yang diberikan oleh calon pemimpin, yang akhirnya tidak bisa direalisasikan karena terhambat regulasi dan keterbatasan anggaran. Kami tidak ingin terjebak dalam situasi serupa,” ujar Jonniadi, Sabtu 28 September 2024.
Pasangan JOZ yang mengantongi nomor urut 4 pada Pilkada 2024 menyoroti minimnya Pendapatan Asli Daerah (PAD) di Nagan Raya. Mereka menjelaskan bahwa sebagian besar anggaran daerah yang ada, seperti Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Otonomi Khusus Aceh (DOKA), dan bantuan lainnya dari pemerintah pusat, lebih banyak digunakan untuk membayar gaji dan memenuhi program yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Oleh karena itu, JOZ berfokus pada empowership of government atau pemberdayaan pemerintah. Mereka menekankan bahwa fungsi pemerintah harus terlebih dahulu dikembalikan ke fungsi pelayanan umum (generalis serve), yaitu melayani masyarakat secara luas, sebelum berupaya memberikan pelayanan prima.
“Kami tidak mau terburu-buru menjanjikan inovasi2 besar , yang paling penting kita harus segera menyiapkan dan mengatur sumber daya manusia untuk mengambil peran2 penting sesuai dengan kemampuan yg ada dan fasilitas pendukung lain nya ,” tegas Jonniadi.
Visi utama mereka adalah mewujudkan self-government, yakni pemerintahan yang mandiri di tingkat kabupaten, di mana pembangunan dilakukan dengan standar yang terukur dan sesuai dengan kondisi yang ada. JOZ juga menyoroti pentingnya digitalisasi dalam pelayanan pemerintah untuk meningkatkan efisiensi.
Selain itu, hilirisasi industri menjadi target utama dalam pembangunan ekonomi Nagan Raya. Pasangan ini berencana memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, seperti kelapa sawit, pertambangan, dan perikanan, untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
“Dengan adanya hilirisasi, masyarakat dapat merasakan langsung kehadiran pemerintah dalam mendukung industri lokal,” kata Jonniadi.
Pasangan ini juga menekankan bahwa hilirisasi hanya bisa berhasil jika pemerintah aktif melakukan negosiasi dengan asosiasi industri, serta mengatasi kendala seperti listrik, tenaga kerja, dan permodalan. “Inilah peran pemerintah dengan kekuatan lobi-lobi untuk merealisasikan hilirisasi,” tambah Jonniadi.
Sektor pendidikan dan kesehatan juga menjadi prioritas pasangan JOZ, dengan menempatkan putra-putri daerah yang ahli di sektor-sektor tersebut untuk berperan aktif dalam pembangunan. Di samping itu, mereka berkomitmen untuk meningkatkan infrastruktur pertanian dan perkebunan sebagai bagian dari upaya memperkuat ekonomi lokal.
Dengan pendekatan realistis dan fokus pada pemberdayaan, pasangan Jonniadi/Zaini yakin bisa membawa perubahan yang signifikan bagi Nagan Raya. (red /my )