Banda Aceh – Ribuan massa dari berbagai wilayah Aceh mendatangi Meuligoe Wali Nanggroe, pada Minggu malam (27/10). Massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan terlihat datang dengan kendaraan pribadi dan juga bus. Kedatangan ini dalam rangka mengikuti acara “Zikir Akbar Mengenang Para Syuhada” yang dipimpin oleh Abuya Syech H. Amran Waly Al-Khalidy, pimpinan Majelis Pengkajian Tauhid Tasawuf Indonesia (MPTT-I).
Acara ini dihadiri oleh H. Muzakir Manaf selaku ketua Partai Aceh, Al-Qudri dari PSI Aceh, Abi Lampisang, Syaikh Muda Tgk Samunzir selaku pimpinan majelis Zikir Aceh, dan para pemangku Raja, diantaranya: Daya, Indrapuri, Pase, serta beberapa tokoh lainnya. Menurut panitia, Abi Junaidi, acara ini terlaksana berkat keterlibatan segenap pihak, baik dari kelembagaan Wali Nanggroe Aceh, para tokoh daerah, alim ulama, dan sejumlah pasukan mantan pejuang Gerakan Aceh Merdeka (GAM).
Acara berlangsung dengan penuh khidmat dan semarak. Antusiasme masyarakat dapat dirasakan dengan kehadiran Abuya Amran Waly dan para tokoh lainnya. Terlebih, selama ini masyarakat belum pernah melihat dan merasakan kemegahan gedung Wali Nanggroe secara langsung. “Ini adalah awal sejarah, selama 20 tahun saya lewati daerah ini dengan berdakwah, baru kali ini bisa berzikir secara langsung di istana Meligoe Wali Nanggroe ini”, kata Abuya dalam tausiahnya.
Abuya Amran, dalam tausiahnya mengajak masyarakat untuk selalu taat dan dekat dengan Allah dan Rasul melalui ajaran kesufian, menjunjung tinggi syariat, menjauhi larangan-Nya serta berhakikat dengan tauhid Dzati. “Kita musti meninggalkan kenifakan, agar nafsu kita bersih dari selain Allah. Kita boleh memiliki dunia karena semua itu ciptaan Allah untuk kita, namun kita tidak boleh mencintainya,” ujar Abuya.
Tidak hanya itu, Abuya juga menyampaikan dukungan dan nasihatnya kepada Muzakir Manaf atau lebih dikenal dengan Mu’alem. “Muzakir Manaf boleh menjadi gubernur, tapi tidak boleh mencintai jabatan gubernur. Cinta sepatutnya hanya kepada Allah”, tambah Abuya seraya berkelakar.
Berbaiat Tarekat
Selepas jamuan makan bersama di ruang Gedung Meuligoe, Muzakir Manaf, Tgk Samunzir, beserta sejumlah tokoh dan mantan tentara GAM, mengikuti prosesi Baiat Tarekat Naqsabandiah yang dipimpin langsung oleh Abuya Amran Waly. Baiat Tarekat adalah proses ikrar secara lahir dan batin antara murid dan guru untuk dibimbing dan diajarkan oleh guru/ mursyid demi menempuh jalan kepada Allah melalui jalan tarekat. Sementara tarekat sendiri adalah jalan yang ditempuh oleh para salik untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan harapan dapat menciptakan penerus agama yang cinta dan dekat dengan Allah dan Rasul, memiliki akhlak yang mulia, serta mendapatkan keselamatan di kehidupan dunia dan akhirat kelak.
(Teuku Zulkarnaini)