Ketika Rakyat Mengunggat Hak Atas Kekayaan Alam Aceh

ABDYANEWS

- Redaksi

Jumat, 16 Agustus 2024 - 20:22 WIB

6033 views
facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

 

Opini oleh : Sri Radjasa Chandra, M.BA

Di tengah gelimang kekayaan alam Aceh, ibarat syurga yang diturunkan Tuhan ke dunia, tapi potret kehidupan rakyat, menyajikan diorama kemiskinan dan ketidak adilan. Belum lagi perdamaian Aceh sebagai rahmat Allah SWT terhadap rakyat Aceh, tidak sedikit gelontoran dana pemerintah pusat ke Aceh, demi pembangunan kesejahteraan rakyat, untuk mengejar ketertinggalan akibat konflik, ternyata tidak juga mampu mengangkat rakyat Aceh dari jurang kemiskinan dan ketidakadilan.

ADVERTISEMENT

banner 300x250

SCROLL TO RESUME CONTENT

Apa gerangan yang terjadi di tanah Indatu, kita harus berani jujur untuk membuka tabir hitam yang menyelimuti Aceh dan mengambil langkah progresif untuk membersihkan sumbatan yang beresiko kematian bagi Aceh. Paska damai Aceh, rakyat terus berusaha mengaktualisasikan diri, untuk berpartisipasi mengisi damai, demi meraih kehidupan yang lebih baik. Tapi disisi lain, para pemangku kebijakan di Aceh, menggunakan kekuasaan untuk keuntungan pribadi dan kroninya serta menjadi calo pembangunan dan kacung para oligarki.

Contoh ketidak adilan dan prilaku pimpinan daerah yang hanya mengejar rente dari investor besar, sedang berlangsung di wilayah Aceh Besar. Sikap Pj Bupati Aceh besar sangat melukai hati rakyat, ketika upaya rakyat melalui Koperasi Pinto Rimba untuk memperoleh rekomendasi ijin Wilayah Pertambangan Rakyat, agar dapat mengelola tambang di tanahnya sendiri, alih-alih direspons oleh Pj Bupati Aceh Besar, justru yang terjadi datang Investor besar yang dibackup asing, mengklaim atas tanah milik rakyat. Kondisi ketidak adilan semakin diperburuk, sikap Keucik yang diduga atas arahan Pj Bupati, menarik kembali surat rekomendasi yang diberikan kepada Koperasi Pinto Rimba. Padahal saat ini hasil uji coba kerjasama antara Koperasi Pinto Rimba yang beranggotakan sekitar 400 kk dengan pabrik pengolahan bahan baku tambang, setiap anggota koperasi memperoleh penghasilan rata-rata sehari 1,5 juta rupiah.

Menurut Ilham, seorang warga Loong dan anggota Koperasi Pinto Rimba, kami sudah berusaha mengikuti aturan untuk mecari nafkah yang halal, kami berusaha diatas tanah milik kami sendiri, kami tidak mengemis dari pemerintah daerah untuk didukung dana, tapi mengapa Pj Bupati Aceh Besar yang sejatinya sebagai pelayan rakyat, justru menggunakan kekuasaannya untuk mengejar rente dari investor besar yang selama ini hanya menjadikan rakyat Aceh sebagai buruh tambang. Jangan renggut kesempatan kami untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik, tanpa harus mengemis bantuan dana dari pemerintah daerah. Kami tidak akan mundur untuk mempertahankan hak kami, apapun resikonya.

Sudah saatnya Pemerintah Aceh berani melakukan introspeksi diri, jika tidak ingin suatu saat rakyat Aceh menuding Pemerintah Aceh sebagai biang kerok pemicu konflik baru di Aceh. Terlebih lagi belum ada prestasi yang diraih Pemerintah Aceh untuk mengangkat kesejahteraan rakyat, terbukti pertumbuhan ekonomi Aceh masih lebih tinggi pada masa konflik, dibanding pada era damai. Kepada Pj Bupati Aceh Besar, jika tidak mampu memperjuangkan hak dan nasib rakyat, akan lebih bijak jika mundur dari jabatan, sebagai kado milad perdamaian Aceh 15 Agustus 2024, karena sejatinya jabatan Bupati adalah abdi rakyat, bukan menjadi centeng bagi investor tambang.

Penulis adalah Pemerhati Aceh

Berita Terkait

Zaini Mantri Doi Cawabup Sambil Silaturahmi Dengan Warga Tetap Melayani Masyarakat
Zulfikar Das Koordinator Relawan BATAVIA FOR JOZ Gandeng Tangan Dengan Ketua Tim Pemenagan Seunagan Timur.
Menjelang Pilkada Personil Brimob Batalyon C Gelar Simulasi Sispamkota Bersama Polres Nagan Raya.
Fenomena Lunturnya Partisipasi Rakyat Terhadap Negara di HUT RI Ke-79 Sangat Jelas Terlihat
Tingkatkan Sinergi Untuk Keamanan Polres Nagan Raya Ajak Pimpinan BUMN Jum’at Curhat
Saling Berbagi, Kasat Lantas Polres Nagan Raya Lakukan Jum’at Berkah
Camat Seunagan Timur Bagikan Ratusan Bendera Merah Putih Memeriahkan HUT RI Ke-79 Tahun 2024.
Dayah Darul Uluum Al-Mukarrah Beutong Terima Bantuan Sembako Dari BAS Cabang Jeuram.

Berita Terkait

Kamis, 26 September 2024 - 18:54 WIB

Abdul Hamid Apong Hadiri Pengajian dan Maulid Nabi Muhammad SAW

Selasa, 24 September 2024 - 19:04 WIB

Kompak Berbaju Putih, Pasangan SAH Hadiri Zikir Akbar Pemilu Damai

Selasa, 13 Agustus 2024 - 09:47 WIB

Fenomena Lunturnya Partisipasi Rakyat Terhadap Negara di HUT RI Ke-79 Sangat Jelas Terlihat

Minggu, 14 Juli 2024 - 04:47 WIB

DKPP Dinilai Terkesan Mandul, Indikasi Kecurangan Pemilu di Aceh Timur Berulang Kali Dibiarkan

Minggu, 14 Juli 2024 - 04:20 WIB

Bawaslu Kembali Temukan Ketidaksesuaian Perhitungan Suara pada Pelaksanaan PSSU di Aceh Timur

Senin, 1 Juli 2024 - 21:43 WIB

KIP Gelar PSSU Dapil Aceh 6, Ampon Okta Randa Ajak Semua Pihak Ambil Bagian

Jumat, 28 Juni 2024 - 02:12 WIB

PT Medco E&P Malaka Dan Beberapa Rekanan SalurkanPuluhan Hewan Qurban

Senin, 24 Juni 2024 - 18:03 WIB

Hari Bhayangkara ke-78, Polres Aceh Timur Gelar Kegiatan Bakti Kesehatan bagi Warga Pedalaman

Berita Terbaru

BANDA ACEH

Jangan Biarkan Pipa Minyak dan Gas Mengalir Keluar Daerah

Sabtu, 5 Okt 2024 - 22:50 WIB

NAGAN RAYA

Pemkab Nagan Raya Ikuti Evaluasi SPBE Tahun 2024

Senin, 30 Sep 2024 - 09:51 WIB